Standar Emas Pemberian Makan pada Bayi
Pada awal kelahiran seorang anak manusia hingga 6 bulan, makanan paling ideal yang sebaiknya diberikan adalah ASI eksklusif. Jadi ASI murni yang sebaiknya diberikan tanpa kombinasi ataupun tambahan makanan apapun. Mengapa harus ASI? Berbagai zat penting yang dibutuhkan tubuh termasuk supply antibodi dipenuhi oleh ASI. Pemberian ASI eksklusif juga mampu melindungi bayi dari resiko terkena infeksi saluran pencernaan.
Seorang anak yang mendapat ASI ekslusif cenderung lebih sehat dan memiliki daya tahan tubuh yang baik. Menurut UNICEF, anak yang mendapat ASI ekslusif selama enam bulan pertama lebih mungkin bertahan hidup dibandingkan anak yang tidak mendapat ASI.
Kapan dan Mengapa perlu MP-ASI ?
Jika anak sudah berusia 6 bulan, barulah orang tua bisa memberikan makanan tambahan pendamping ASI atau yang lebih dikenal dengan MP-ASI. Ketika bayi mulai memasuki usia 6 bulan, kebutuhan energinya tidak lagi cukup hanya dari ASI saja. ASI masih menjadi yang utama, namun bayi memerlukan makanan pendamping untuk tumbuh kembangnya selain ASI.
Saat usia 0 – 6 bulan, kebutuhan energi hingga 550 kalori bisa di-suplay dari ASI, namun di usia 6 bulan ke atas kebutuhan energinya meningkat hingga 750 kalori, sehingga tambahan kalori dari MP-ASI adalah sebuah keharusan.
Pada jaman dahulu sebelum gerakan ASI eksklusif disosialisasikan, sungguh sangat umum di Indonesia, seorang bayi yang baru lahir sudah disuapi pisang ataupun bubur, padahal ini sebaiknya dihindari. Pemberian makanan di awal kelahiran disinyalir memicu bayi disaat dewasa nanti lebih rentan terkena gangguan pencernaan, infeksi pencernaan, malnutrisi, obesitas dan alergi, termasuk asma, eksim dan alergi makanan.
Orang tua perlu menunggu 6 bulan pemberian MP-ASI dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. kemampuan oromotorik sudah baik
2. bayi telah mampu menegakkan kepala
3. mampu duduk dengan bertopang
4. saluran pencernaan sudah siap menerima makanan padat.
Dengan berbagai kemampuan ini, diharapkan ke depan anak mampu mengembangkan makannya secara mandiri bersama perkembangan usia.
Keterlambatan pemberian MP-ASI juga kurang baik, karena masa krisis untuk mengenalkan makanan padat yang memerlukan ketrampilan mengunyah ada pada usia bayi 6 – 7 bulan. Jika usia itu terlewati sehingga terjadi keterlambatan pemberian MP-ASI maka dikhawatirkan bayi akan mengalami kesulitan untuk menelan makanan, atau akan menolak makan jika diberi makanan padat.
Resikonya juga, bayi akan kekurangan asupan nutrisi yang akan menyebabkan keterlambatan tumbuh kembangnya, energinya kurang dan ke depannya bisa mengalami keterlambatan adaptasi terhadap makanan. Contohnya menjadi picky eater (pemilih-milih makanan) karena ia tidak terbiasa mengenal ragam rasa dan kontur sejak dini dari MP-ASI.
Kriteria MP-ASI yang baik menurut Badan Kesehatan Dunia WHO adalah sebagai berikut:
1. padat energy, protein dan nutrisi mikro
2. bersih dan aman
3. tidak berbumbu tajam (hindari tambahan MSG, gula dan garam)
4. mudah dimakan dan ditelan
5. disukai bayi
6. tersedia di wilayah setempat dan harganya terjangkau
7. mudah disiapkan
Tahapan-tahapan yang perlu diperhatikan dalam pemberian MP-ASI
Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO, dengan manajemen laktasi yang baik, selama 6 bulan pertama ASI dinyatakan cukup sebagai makanan tunggal bagi bayi normal. Sehingga sebaiknya ibu dimotivasi hanya memberikan ASI tanpa tambahan pemberian makanan apapun lainnya.
Pada fase selanjutnya hingga bayi usia 2 tahun, perlu diberikan MP-ASI. Pada masa ini, bayi ASI akan mencerna makanan padat lebih baik karena ASI mengandung enzim yang membantu mencerna lemak, protein dan pati dibanding bayi yang tidak diberikan ASI.
Variasi dalam pemberian MP-ASI juga harus diperhatikan. Dr.Hikmah Kurniasari, MKM, CIMI memberikan istilah bintang 1 hingga bintang 4 dalam variasi pemberian makanan pendamping ASI. MP-ASI sebaiknya terdiri dari unsur karbohidrat atau pati (bintang 1) yang terdiri dari nasi, jagung segar, ubi, singkong, macaroni havermut, kentang, mie kering, labu kuning, ataupun roti dari bahan terigu.
MP-ASI juga sebaiknya ada variasi polong-polongan (bintang 2) yang bisa berasal dari kacang panjang, kacang tanah, kedelai, kacang hijau dll.
Sedangkan variasi unsur bintang 3 didapat dari aneka buah dan sayuran. Sayuran yang aman bagi bayi adalah bayam (merah dan hijau), kangkung, wortel, tomat, brokoli, kembang kol, buncis, kacang polong segar.
Dalam pemberian MP-ASI juga sangat memerlukan unsur bintang 4 yang merupakan protein dari hewan maupun tumbuhan. Telur, daging, ikan, keju, kacang-kacangan, tahu dan tempe bisa menjadi pilihan. Pada intinya pemberian MP-ASI harus memenuhi piramida makanan gizi seimbang.
MP-ASI yang Baik Mempunyai Ketentuan sebagai berikut :
MP-ASI bagi bayi usia 6-9 bulan (DISARING)
Makanan dibuat dengan cara disaring. Tekstur makanan lumat dan kental. Sebaiknya jangan beri tambahan apapun di makanan ini. Contohnya kentang dan nasi, dihaluskan, lalu disaring, buah atau sayur dilumatkan lalu disaring. Sebaiknya makanan-makanan ini diberikan dengan tunggal tanpa dicampur-campur. Tujuannya agar anak mengenal rasa asli makanan. Ini biasa disebut sebagai pure.
Selama pekan-pekan awal sekitar usia 6 – 7 bulan, pemberian makanan padat hanya ditujukan bagi perkenalan rasa dan tekstur makanannya, bukan sebagai upaya untuk pemberian gizinya. Pemberian pure ini dimulai dari porsi 2-3 sdm hingga 125 ml, frekuensi dalam sehari 2-3 kali makan dengan 2 kali makanan selingan.
Untuk permulaan, bayi sebaiknya diperkenalkan satu persatu jenis makanan sampai ia mengenal dengan baik. Sebaiknya ditunggu paling tidak hingga 4-5 hari sehingga ibu mengenalkan jenis makanan lain. Ini bertujuan agar bayi bisa mengenal dan menerima jenis makanan baru, dan ibu bisa tahu ada tidaknya reaksi alergi pada bayi pada jenis makanan tertentu.
Beberapa jenis makanan memang harus terus dicoba karena belum tentu seorang anak langsung suka. Karena anak perlu waktu untuk membiasakan diri terutama lidahnya. Jangan sampai sekali menolak orang tua langsung memvonis anak tak doyan. Usahakan terus menerus agar anak segala jenis makanan. Tak hanya doyan daging tapi juga doyan sayur dan sebaliknya.
Buah adalah pilihan pertama makanan pemula pendamping ASI. Pada usia 6-7 bulan, sebaiknya anak tidak diberikan karbohidrat kompleks seperti nasi. Sedangkan buah pisang yang kaya akan karbohidrat sebaiknya terbatas diberikan hanya dalam jumlah terbatas tidak lebih dari 50 gr setiap kai makan dan setelah diencerkan.
Untuk jenis buah yang aman dikonsumsi yaitu jambu biji, jeruk manis, papaya, avokad, melon, semangka, apel manis, pir manis, pisang ambon, pisang susu, dan mangga manis. Hindari memberikan buah durian, nangka, nanas karena mengandung gas. Pencernaan bayi belum siap untuk menerimanya sehingga dikhawatirkan diare.
Tahap beberapa waktu setelah sekitar 4 pekan bayi hanya makan pure adalah dengan memberikan bubur saring. Beberapa kombinasi makanan bisa mulai diberikan, penyajiannya dengan mencampur karbohidrat, sayur-buah, kacang-kacangan dan lauk berprotein non hewani, dilumatkan lalu disaring. Mengapa sebaiknya tidak di jus? Tekstur bubur MP-ASI sebaiknya dibuat kental supaya memberikan energi lebih banyak bagi anak daripada bubur MP-ASI yang terlalu encer.
Untuk protein hewani baru bisa diberikan setelah 8 bulan, saat pencernaan bayi sudah siap dengan proses pencernaan yang lebih rumit. Daging, ikan dan telur bisa dimasak dicampur nasi kemudian dibuat bubur saring. Jika ingin memberikan yoghourt sebaiknya memakai yang jenis yoghourt tawar (plain youghout), keju alami (natural cheese).
MP-ASI bagi bayi usia 9-12 bulan (DICINCANG)
Pada usia ini sebenarnya ibu bisa menyiapkan MP-ASI dari bahan makanan yang sama dengan anggota keluarga yang lain. Nasi dicampur sayur dan lauk bisa dicampur di tim kemudian dilumatkan dengan sendok tanpa disaring.
Umumnya pada masa ini, lama-kelamaan bayi akan mulai makan tiga kali sehari. Selain makanan yang dihaluskan, saat ini bayi sudah bisa diperkenalkan makanan yang dipotong-potong kecil atau dicincang memanjang satu persatu dengan panjang menyerupai jari (finger foods).
Sayuran yang bisa dijadikan finger foods yaitu wortel, buncis dan kentang. Pastikan bayi mengonsumsi berbagai jenis kelompok makanan mulai dari nasi, sayur, buah, makanan berprotein tinggi seperti ikan, telur dan kacang. Selain itu ASI harus tetap diberikan, kapanpun bayi mau.
MP-ASI bagi bayi usia 12 bulan<
Pada usia ini anak sudah bisa makan nasi kasar. Jenis makanan yang sama dengan anggota keluarga lain bisa diberikan kecuali makanan pedas. Jika bayi sudah mencapai usia 1 tahun berikut ini menu yang bisa diberikan :
• 3-4 porsi nasi, kentang atau roti
• 3-4 porsi sayur dan buah potong
• 2 porsi ikan, telur atau daging
Dalam Pemberian MP-ASI Harus Diperhatikan Kunci Keamanannya yaitu sebagai berikut:
1. jagalah kebersihan (makanan, tangan, tempat dan peralatan dalam mempersiapkan MP-ASI
2. pisahkan makanam mentah dan makanan masak
3. gunakan makanan segar dan masak hingga matang (daging, ayam, telur dan ikan)
4. simpan makanan dalam suhu yang tepat sesuai dengan jenis makanannya
5. gunakan air bersih yang aman
6. hindari memberikan susu sapi dan madu pada bayi dibawah 1 tahun, susu sapi tidak cocok dengan kebutuhan nutrisi bayi dan justru dapat meningkatkan resiko kekurangan zat besi, sementara madu bisa menyebabkan botulisme
7. hindari memberikan biji-bijian dan makanan kecil yang beresiko tersedak seperti popcord, kacang dan permen
8. hundari memberikan makanan cepat saji dan makanan kemasan pada bayi termasuk bubur bayi kemasasan bubuk siap saji, lebih baik mengolah sendiri
Tips dan Trik Mengenalkan Makanan pada Bayi secara Responsif
Bagaimanapun MP-ASI perlu diberikan segera di usia 6-7 bulan karena masa ini bayi mengalami pertumbuhan dalam proses kemampuan mengunyah. Maka beberapa hal berikut ini perlu dipersiapkan orang tua agar pengenalan MP-ASI berhasi, yaitu sebagai berikut:
1. suasana yang menyenangkan saat makan akan mendorong nafsu makan anak
2. anak sebaiknya makan dari tempat makannya sendiri meskipun bakal berantakan
3. makanan perlu dihias (misalnya dengan bento) saat dihidangkan di piring atau mangkuk anak.
4. Sebaiknya memberi makan saat anak menunjukkan tanda-tanda lapar,
5. Anak sebaiknya makan bersama-sama keluarga.
Apa yang harus dilakukan ataupun harus dihindari saat pemberian MPASI ?
Mitos dan Fakta dalam MPASI
Beberapa mitos yang beredar cukup mempengaruhi pola pikir masyarakat dan ini cukup membuat budaya dalam bersikap. Nah agar program MP-ASI bisa berhasil maka perlu pendidikan pada masyarakat terkait pemberian MP-ASI pada balita.
1. Mitos : cukup berikan ASI bila anak tak mau makan
2. Mitos : Makanan yang diberikan teksturnya cair supaya mudah ditelan
3. Lauk hewani tak boleh diberikan
4. Bayi melepeh makanan tanda bayi tidak menyukai makanan tersebut
Cara membuat MPASI
Sebenarnya dalam menyiapkan MP-ASI orang tua tak perlu susah menyiapkan bahan khusus yang disediakan dengan belanja khusus. MP-ASI bisa dibuat dari makanan rumah yang tersedia bagi penghuni rumah yang lain, sehingga seorang ibu tidak perlu membeli jenis bahan makanan khusus. Hanya saja cara penyajiannya disesuaikan berdasarkan umur bayi.
Di acara ini sempat dilakukan praktek langsung cara pembuatan MP-ASI
*catatan ini saya buat dari kelas parenting yang diisi oleh Konsultan Parenting Tiga Generasi dalam Launching Online Official Mums And Babes At blibli.com di Hotel Veranda Jakarta Selatan Juni 2016.
Mantap liputannya lengkap, sangat bermanfaat
terima kasih mba naqiyyahsyam
Wah berguna sekali..
Makasih sharingnga Mbak Gesang 😉
sama-sama Fauziah Rachmawati
Menghias makanan, nah itu yg aku blm coba mb, makasi udah diingetin mb, ntar kucoba, biar anak semangat makan hehe
ayo makanannya dihias mba Nufazee, semoga ananda jadi lahap makannya…! Amin!
Berguna sekali bagi bapak-bapak yang punya rencana “nambah” 😛