Amankah Optimalisasi Pemanfaatkan Nuklir di Indonesia?

Apa yang ada di benak Anda ketika mendengar kata nuklir? Kalau saya langsung terbayang peristiwa sejarah yang membahas tentang pengeboman Hirosima dan Nagasaki di Jepang pada Perang Dunia II. Dalam pelajaran waktu Sekolah Dasar yang saya terima, Jepang hancur setelah dibom dengan kekuatan maha dahsyat. Kekuatan maha dahsyat itu bernama nuklir.

Boleh jadi persepsi masyarakat juga tak jauh dari persepsi saya. Nuklir itu melulu soal bom karena kurangnya informasi yang mereka dapatkan. Apalagi ledakan reaktor nuklir di Chernobyl, Ukraina Utara pada 1986 juga peristiwa meledaknya reactor nuklir di Fukusima Jepang akibat gempa dan tsunami tahun 2011 melengkapi pemahaman masyarakat bahwa nuklir adalah bom atom.

Hingga jelang memilih jurusan kuliah, saya begidik mendengar kakak kelas saya dengan semangat bercerita akan mengambil kuliah di jurusan Teknik Nuklir. Sampai beberapa waktu saya tetap mempunyai mindset bahwa ‘Nuklir itu Berbahaya, Maka Jangan Dipelihara’.

Begitu apriori-nya saya pada nuklir, saya tentu berusaha menghindari segala hal yang bisa mendekatkan saya pada nuklir. Saya tak tahu sebelumnya, bahwa sebenarnya nyaris tiap hari saya bersapa dengannya tanpa peduli, tentu juga tanpa takut dan tanpa cemberut.

Kenalan Dengan Nuklir
Katanya tak kenal maka tak sayang, karena tak kenal yuk ta’aruf, hihihi… Nah mulailah pembahasan kita saat ini dengan kenalan dengan sosok nuklir. Bicara tentang nuklir selalu berhubungan dengan istilah pembentuk atom. Atom digunakan untuk menggambarkan unit terkecil dari suatu zat atau materi yang tidak mungkin ada unit lain yang lebih kecil dari atom. Istilah atom ini berasal dari bahasa Yunani yaitu “atomos” yang artinya “tidak dapat dibelah lagi”.

Teori tentang atom banyak berkembang seperti model atom Dalton, Thomson, Rutherford, Bohr, dll. Dalam sebuah teori dikenal bahwa atom sendiri terdiri atas bagian inti atau nukleous dan elekron. Sedangkan bagian inti terdiri atas proton dan neutron.

Atom terdiri atas unsur yang stabil (non radioaktif) dan unsur yang tidak stabil (radioaktif). Unsur yang mempunyai jumlah neutron dan elektron yang seimbang disebut sebagai unsur yang stabil. Kelebihan jumlah neutron dan elektron akan mengakibatkan ketidakstabilan energi. Kelebihan energi ini dilepaskan dalam bentuk pancaran radiasi. Nah salah satu jenis dari radiasi ini yang disebut sebagai radiasi nuklir.

Apakah Hubungan Radiasi dan Nuklir?
Radiasi dibagi menjadi beberapa jenis.
1. Ditinjau dari massanya, radiasi dapat dibagi menjadi dua yaitu :
a. Radiasi elektromagnetik adalah radiasi yang tidak memiliki massa. Radiasi ini terdiri dari gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya tampak, sinar-X, sinar gamma dan sinar kosmik.
b. Radiasi partikel adalah radiasi berupa partikel yang memiliki massa, misalnya partikel beta, alfa dan neutron.

2. Ditinjau dari muatan listrik-nya, radiasi dapat dibagi menjadi dua yaitu:
a. Radiasi pengion adalah radiasi yang apabila menumbuk atau menabrak sesuatu, akan muncul partikel bermuatan listrik yang disebut ion.

Radiasi pengion disebut juga radiasi atom atau radiasi nuklir. Termasuk ke dalam radiasi pengion adalah sinar-X, sinar gamma, sinar kosmik, serta partikel beta, alfa dan neutron.

Partikel beta, alfa dan neutron dapat menimbulkan ionisasi secara langsung. Peristiwa terjadinya ion ini disebut ionisasi. Ion ini kemudian akan menimbulkan efek atau pengaruh pada bahan, termasuk benda hidup.

Meskipun tidak memiliki massa dan muatan listrik, sinar-X, sinar gamma dan sinar kosmik juga termasuk ke dalam radiasi pengion karena dapat menimbulkan ionisasi secara tidak langsung.

b. Radiasi non-pengion adalah radiasi yang tidak dapat menimbulkan ionisasi. Termasuk ke dalam radiasi non-pengion adalah gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya tampak dan ultraviolet.

Jadi sudah terjawab ya hubungan nuklir dan radiasi itu apa? Maaf kalau uraian saya panjang, karena ini sekalian saya belajar lagi. Saya pun jadi paham apa manfaat saya belajar teori trigonometri waktu saya sekolah dahulu.

Gagal membayangkan manfaat saya mempelajari gelombang alfa, beta dan gamma pada saat saya belajar di sekolah dahulu membuat saya gagal juga belajar trigonometri. Hahaha…ketahuan nilai saya berapa. Bahkan gara-gara ini, saya sempat membuat puisi tentang trigonometri yang bikin pusing. Sebuah teori yang mempelajari tentang nilai alfa, beta dan gamma. Untunglah suami saya pekerjaannya berhubungan dengan ilmu sains, jadi menutupi ‘kekurangan’ saya pada ilmu ini. Lah…jadi ngelantur…!

Radioaktivitas
Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tidak stabil untuk memancarkan radiasi menjadi inti yang stabil. Materi yang mengandung inti tidak stabil yang memancarkan radiasi, disebut zat radioaktif.

Setiap inti yang tidak stabil akan mengeluarkan energi atau partikel radiasi yang berbeda. Beberapa sifat radiasi seperti berikut ini :
1. Radiasi sinar gamma bergerak lurus dan mampu menembus sebagian besar bahan yang dilaluinya, mirip radiasi sinar X
2. Radiasi sinar beta lebih mudah untuk dihentikan. Seng atap atau kaca jendela dapat menghentikan radiasi beta. Bahkan pakaian yang kita pakai dapat melindungi dari radiasi beta.
3. Radiasi sinar alfa dapat dihalangi seluruhnya dengan selembar kertas. Radiasi sinar alfa tidak dapat menembus kulit kita. Unsur-unsur tertentu, terutama yang berat seperti uranium, radium dan plutonium, melepaskan radiasi alfa. Radiasi alfa sangat berbahaya hanya jika bahan-bahan yang melepaskan radiasi alfa masuk kedalam tubuh kita.

Setiap hari, sebenarnya kita terkena radiasi, baik dari udara yang kita hirup, dari makanan yang kita konsumsi maupun dari air yang kita minum. Buah pisang yang kita makan bahkan juga mengandung nuklir lho… Tidak ada satupun tempat di bumi ini yang bebas darir radiasi.

 

nuklir yang ada di alam

Radiasi telah menjadi bagian dari lingkungan kita semenjak dunia ini diciptakan, bukan hanya sejak ditemukan tenaga nuklir setengah abad yang lalu. Radionuklida alamiah adalah radionuklida (zat penyebab radiasi) yang terbentuk secara alami. Radionuklida terdapat di udara, air, tanah, sinar matahari bahkan di tubuh kita sendiri.

Radionuklida juga mulai dibuat manusia. Manusia telah mulai menggunakan bahan radioaktif selama lebih dari 100 tahun. Beberapa radionuklida buatan manusia, misalnya Tritium 3, Iodium 131, Iodium 129, Cesium 137, Stronsium 90, Technesium 99m, Technesium 99, dan Plutonium 239

Sebuah reaksi nuklir adalah sebuah proses di mana dua nuklei atau partikel nuklir bertubrukan, untuk memproduksi hasil yang berbeda dari produk awal. Dalam reaksi nuklir dikenal reaksi fusi dan fisi. Reaksi fusi nuklir adalah reaksi peleburan dua atau lebih inti atom menjadi atom baru dan menghasilkan energi, juga dikenal sebagai reaksi yang bersih.

Reaksi fisi nuklir adalah reaksi pembelahan inti atom akibat tubrukan inti atom lainnya, dan menghasilkan energi dan atom baru yang bermassa lebih kecil, serta radiasi elektromagnetik.

Reaksi fusi juga menghasilkan radiasi sinar alfa, beta dan gamma yang sagat berbahaya bagi manusia. Contoh reaksi fusi nuklir adalah reaksi yang terjadi di hampir semua inti bintang di alam semesta. Senjata bom hidrogen juga memanfaatkan prinsip reaksi fusi tak terkendali.

Manfaat Nuklir Untuk Kehidupan

Sejak ditemukan, nuklir mulai dimanfaatkan untuk kehidupan. Tidak dapat dipungkiri perkembangan pemanfaatan tenaga nuklir di dunia tidak terkecuali Indonesia dewasa ini mengalami peningkatan sangat signifikan. Sebenarnya, jika nuklir diawasi penggunaannya dan digunakan hanya untuk tujuan damai serta kesejahteraan umat manusia. Insha Allah nuklir bisa terus memberikan manfaat bagi masyarakat, penggunaannya aman dan tidak ada yang harus ditakuti.

Kebutuhan energi semakin besar, termasuk untuk memenuhi pasokan listrik. Nuklir mampu memberikan solusi energi yang mampu menghasilkan listrik masif dan konstan. Apalagi saat ini kebutuhan akan energi melonjak dan beberapa sumber energi dari alam mulai menipis contohnya batubara dan minyak bumi. Untuk ketersediaan energi baru terbarukan (EBT), pilihan terhadap nuklir bisa menjadi alternatif.

Di beberapa negara, energi nuklir digunakan untuk PLTN(Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir). Memang bukan persoalan mudah untuk membangun PLTN di Indonesia, tak hanya masalah dana, beberapa faktor politik juga sempat mempengaruhi. Saat pemerintahan Presiden Soekarno proses pembangunan PLTN terhenti oleh peristiwa Gestapu tahun 1966 dan pada pemerintahan Presiden Soeharto juga terhenti saat peristiwa reformasi 1998. Setelah itu belum ada pencetusan kembali.

Nah untuk perencanaan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia calon tapaknya sudah ditentukan di dua lokasi yakni di Muria, Jawa Tengah dan Bangka, Provinsi Bangka Belitung.

Sedangkan pemanfaatan energi nuklir non energi banyak dilakukan di beberapa bidang. Sementara ini memang pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia banyak untuk fungsi penelitian. Selain itu pemanfaatan lain diantaranya adalah :

1. Dalam Bidang Kesehatan
Banyak dari kita yang tidak menyadari bahwa aplikasi teknologi nuklir dan dunia medis sudah tidak dapat dipisahkan dari keseharian kita. Alat-alat CT-Scan, Rontgen dan Mammografi adalah diantara alat bantu diagnostic yang pengaplikasiannya menggunakan teknologi nuklir.

Penggunaan radioisotop di bidang pengobatan yang paling banyak adalah untuk pengobatan kanker, karena sel kanker sangat sensitif terhadap radiasi. Biasanya ini digunakan untuk terapi penyembuhan kanker kelenjar tiroid.

Saat ini nuklir juga dimanfaatkan untuk sterilisasi alat-alat kesehatan. Peralatan kesehatan yang disterilkan menggunakan radiasi gamma dari Co-60. Keuntungan lain dari sterilisasi dengan menggunakan radiasi adalah proses sterilisasi dapat dilakukan setelah benda tersebut dikemas dan masa penyimpanan benda tersebut tidak terbatas sepanjang kemasannya tidak rusak.

2. Dalam Pengawetan Makanan
Nuklir membantu mengawetkan makanan dan mengurangi kerusakan makanan hasil panen dalam penyimpanan akibat serangga, pertunasan dini atau busuk. Kerugian ini terutama diderita oleh negara-negara tropis.

Pengawetan makanan banyak digunakan dengan tujuan untuk menunda pertunasan pada umbi-umbian, membunuh serangga pada biji-bijian, pengawetan hasil laut dan hasil peternakan, serta rempah-rempah.

Teknik nuklir dengan cara iradiasi dalam hal pengawetan makanan memiliki kelebihan selain hemat energi, mudah dikontrol, ramah lingkungan juga tidak meninggalkan sisa radioaktif. Sehingga berbagai makanan yang diawetkan dengan teknik nuklir ini bisa mendapatkan status aman untuk dikonsumsi.

Teknik pengawetan makanan ini bahkan telah banyak dimanfaatkan oleh UMKM dengan jumlah skala kecil dan harga yang cukup terjangkau. Misalnya Anda ingin mengawetkan produk rempah, Anda bisa meminta jasa BATAN yang ada di kantor Pasar Jum’at Jakarta.

3. Dalam Bidang Pertanian

Penemuan jenis varietas unggul baru suatu tanaman merupakan keberhasilan teknik pengembangan pemuliaan tanaman dengan teknologi nuklir. Varietas baru tanaman yang dihasilkan melalui teknik radioisotop mempunyai ketahanan yang lebih tinggi terhadap hama dan lebih mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim yang ekstrim. Misalnya pada padi, jagung kedelai dan sorgum.

selain bidang kesehatan, industri, penelitian, pengolahan makanan, peternakan, sampai dunia maritim seperti perikanan mulai merasakan manfaat kehadiran iptek nuklir.

Pengamanan Nuklir di Indonesia

Berbagai peristiwa kecelakaan nuklir, jelas bahwa teknologi nuklir memiliki potensi resiko yang signifikan terhadap keselamatan kerja, masyarakat maupun lingkungan sekitarnya. Di Indonesia ditunjuk sebuah lembaga pemerintahan non kementrian yang koordinasinya kepada Kemenristekdikti, lembaga ini bernama BAPETEN.

Amanah ini sesuai dengan undang-undang no 10/1997 menyebutkan bahwa ketenaganukliran itu menyangkut kehidupan dan keselamatan orang banyak, karena itu harus dikuasai oleh negara yang pemanfaatannya bagi pembangunan nasional ditujukan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Dan karena sifat tenaga nuklir selain dapat memberikan manfaat juga dapat menimbulkan bahaya radiasi, maka setiap pekerjaan yang berkaitan dengan tenaga nuklir harus diatur dan diawasi oleh pemerintah..

BAPETEN merupakan sebuah Badan Pengawas yang berada di bawah dan bertanggung-jawab langsung kepada Presiden yang bertugas melaksanakan pengawasan terhadap segala kegiatan tenaga nuklir. Pengawasan yang dilakukan BAPETEN yaitu dengan melakukan penyelengaraan peraturan, perizinan dan inspeksi.

Sebagai badan pengawas, BAPETEN otomatis memiliki tugas yang berat yaitu memastikan keselamatan, keamanan dan kedamaian pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia. Tak urung penegakan hukum pun dilakukan agar memastikan kepatuhan pengguna serta mengantisipasi penyalahgunaan zat radioaktif maupun bahan nuklir.

Kerenanya setiap kegiatan yang berkaitan dengan ketenaganukliran, WAJIB memiliki izin dari BAPETEN. Tak hanya kegiatannya, akan tetapi termasuk operator yang menjalankan kegiatan tersebut wajib memiliki lisensi yang dikeluarkan oleh BAPETEN. Termasuk juga terhadap Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN).

Secara detail fungsi pengawasan yang dilakukan oleh BAPETEN bertujuan

  • Menjamin kesejahteraan, keamanan, dan ketenteraman masyarakat;
  • Menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja, dan anggota masyarakat serta perlindungan terhadap lingkungan hidup;
  • Memelihara tertib hukum dalam pelaksanaan pemanfaatan tenaga nuklir;
  • Meningkatkan kesadaran hukum pengguna tenaga nuklir untuk menimbulkan budaya keselamatan di bidang nuklir;
  • Mencegah terjadinya perubahan tujuan pemanfaatan bahan nuklir; dan
  • Menjamin terpelihara dan ditingkatkannya disiplin petugas dalam pelaksanaan pemanfaatan tenaga nuklir.

Namun belum banyak masyarakat yang mengetahui peran BAPETEN sebagai lembaga pengawas. Maka edukasi publik memegang peran penting, agar masyarakat terinformasi dengan baik sekaligus mengenal lebih dalam apa yang menjadi tugas pokok fungsi BAPETEN selama ini.

Salah satu fungsi perizinan yang dilakukan BAPETEN adalah dengan memberikan lisensi bagi rumah sakit atau klinik yang menyelenggarakan pelayanan radiografi seperti CT-Scan, Rontgen atau Mammografi. Rumah Sakit atau klinik yang telah diobservasi kelayakannya akan memperoleh stiker tanda boleh atau tidaknya layanan radiografi tersebut dijalankan.

Ancaman terorisme global yang melibatkan nuklir tidak menutup kemungkinan terjadi. Sehingga salah satu tantangan strategis BAPETEN yang telah dilakukan bulan lalu adalah mengawal perhelatan akbar Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Untuk tugas dalam waktu terdekat yaitu akan mengawal pertemuan IMF dengan Bank Dunia, dimana Indonesia menjadi tuan rumahnya di Bali.

Untuk Asian Paragames 2018 yang waktunya bentrok dengan acara pertemuan IMF dengan Bank Dunia terpaksa tidak diawasi karena kurangnya personel.

Pada era yang semakin mengglobal ini, tugas BAPETEN tentu semakin berat. Karena potensi ancaman nuklir tidak hanya berasal dari dalam negeri saja. Tapi justru yang terbesar berasal dari luar negeri.

Ketika terjadi musibah Fukushima Daichi, BAPETEN melakukan pengukuran kadar radiasi nuklir di perbatasan utara negara tercinta. Hal ini untuk mengantisipasi seandainya radiasi nuklir dari fukushima bergerak ke arah Indonesia.

Kerjasama BAPETEN dalam ranah dunia, tak hanya dengan IAEA, tetapi juga dengan negara tetangga yang memerlukan asistensi. Hal ini sekaligus kesiapan sistem keamanan nuklir dalam keterlibatannya mengamankan Major Public Event (MPE).

Sementara untuk mengawasi atau mencegah masuknya bahan nuklir, BAPETEN membangun Radiation Portal Monitor (RPM) di seluruh pelabuhan internasional, bandar udara internasional, dan pos lintas batas negara. Termasuk juga dipasang di Istana Kepresidenan.

Hasil pembacaan RPM tersebut dikirim melalui satelit ke Ruang Tanggap Darurat Nuklir Nasional  di BAPETEN. Data-data radiologi ini dimonitor di ruangan tersebut. Apabila terjadi perubahan data yang tidak biasa dari layar monitor, maka BAPETEN akan dengan segera melakukan koordinasi keselamatan dengan berbagai lembaga yang berwenang seperti BNPB, TNI/Polri, Kemenhan, BNPT, Kemenkes, BATAN, BMKG,  dan lain-lain. Dalam hal BAPETEN tidak mampu menanganinya maka data-data tersebut dikirim ke Vienna tempat dimana IAEA (International Atomic Energy Agency) berpusat.

Tugas BAPETEN selanjutnya adalah turut serta dalam melakukan pengamanan terhadap MPE atau Major Public Event.

MPE adalah adalah suatu kegiatan dalam level nasional atau internasional yang melibatkan sejumlah besar sumber daya dan memerlukan perencanaan serta implementasi Rencana Keamanan yang maksimal. MPE ini bisa berupa pertemuan tingkat tinggi para petinggi negara, konser musik atau pesta olahraga.

Tentu saja MPE ini harus dijaga dan dilindungi karena gangguan terhadap MPE akan berpengaruh besar terhadap situasi ekonomi dan politik dalam negeri.

Pada ASIAN GAMES yang baru lalu, BAPETEN terlibat dalam pengamanannya. Tempat-tempat yang mendapatkan proteksi dari BAPETEN antara lain Wisma Atlet Kemayoran, kawasan GBK termasuk Stadion Utamanya, Stadion Wibawa Mukti, Stadion Patriot, Pakansari, Jaka Baring, Jalak Harupat, termasuk saat Torch Relay. Pengamanan juga dilakukan di pusat-pusat keramaian yang dikunjungi atlet dan official peserta Asian Games.

4 thoughts on “Amankah Optimalisasi Pemanfaatkan Nuklir di Indonesia?

  1. Aku sebagai anak elektro akan bilang “ini aman banget, asalkan siapa yang mengelolanya bisa prpfesional” tidak ada pemotongan dana zedikitpun, karena kualitasnya bergantung di itu… keamanananya terutama

Leave a Reply

Your e-mail address will not be published. Required fields are marked *