Kemunduran moral bangsa yang diikuti berbagai maraknya kasus KKN beberapa tahun terakhir, menimbulkan keprihatinan tersendiri. Indonesia Heritage Foundation adalah lembaga yang menurut saya pertama kami mempopulerkan istilah pendidikan karakter (Character Building).
Sebelum pemerintah lewat Departemen Pendidikan Nasional mengeluarkan kurikulum baru di tahun 2013, lembaga yang didirikan ratna mega Wangi ini telah sukses membuat kampanye ke berbagai daerah lewat berbagai pembinaan gratis sekolah-sekolah terutama tingkat PAUD, TK dan SD, supaya mereka memasukkan unsur pendidikan karakter di sekolah-seklah yang mereka kelola.
Alhamdulillah setelah dikukuhkan pemerintah Indonesia lewat Departemen Pendidikan Nasinal gerakannya lebih terasa. Yuk kita tengok apa saja bagaimana acuan pendidikan karakter yang diharapkan leh beberapa lembaga ini.
9 Pilar Karakter menurut IHF
Fokus dari model Pendidikan Holistik Berbasis Karakter (PHBK) yang diterapkan di Sekolah Karakter adalah pembentukan karakter siswa (Character Building). Untuk mengefektifkan pembelajaran, karakter-karakter yang ingin dicapai dirangkum dengan nama’ 9 Pilar Karakter’, yang mencakup:
1. Cinta Tuhan dan segenap ciptaanNya
2. Tanggung jawab, Kedisiplinan, dan Kemandirian
3. Kejujuran/Amanah dan Diplomasi
4. Hormat dan Santun
5. Dermawan, Suka menolong dan Gotong-royong/Kerjasama
6. Percaya Diri, Kreatif, dan Pekerja keras
7. Kepemimpinan dan Keadilan
8. Baik dan Rendah Hati
9. Toleransi, Kedamaian, dan Persatuan
7 Nilai Moral Menurut ESQ
ESQ sebagai kecerdasan yang bisa dilatih untuk diwujudkan sempat popular di Indonesia. Beberapa pelatihan banyak diadakan di berbagai kota dengan tarif tertentu maupun gratis. Keberhasilan dari populernya ESQ, kini lembaga ESQ membangun Menara 165 untuk markas pendidikan karakter.
Ary Ginanjar pencetus ESQ memaparkan, pihaknya bersama para alumni ESQ membangun sebuah gedung sebagai monumen kebangkitan moral bangsa yang bernama Menara 165. Di dalamnya tertulis Pancasila dan 7 Budi Utama (jujur, tanggung jawab, visioner, disiplin, kerjasama, adil, peduli) yang harus ditegakkan. Tujuh nilai moral itu diangkat menjadi nilai moral bangsa Indonesia yang lahir karena nilai-nilai Pancasila. 7 Nilai Moral itu adalah :
1. Jujur
2. Tanggung jawab
3. Visioner
4. Disiplin
5. Kerjasama
6. Adil
7. Peduli
4 Pilar Koridor Pendidikan Menurut Unesco
UNESCO salah satu lembaga dunia yang mengurusi pendidikan menyatakah bahwa salah satu indikator kualitas kesejahteraan suatu bangsa, ditentukan oleh pendidikan, karenanya arah kebijakan pendidikan suatu bangsa menunjukan arah kesejahteraan yang ingin dicapai bangsa tersebut.
Untuk itu UNESCO memberi koridor pendidikan dalam 4 pilar yakni : learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together. Dalam perjalanan selanjutnya, pilar ke empat ditambahkan menjadi lerarning to live together in peace an harmony. Berikut ini penjelasan tentang ke-4 pilar pendidikan tersebut :
Lerning to know : Artinya siswa memiliki pemahaman dan penalaran yang bermakna terhadap produk dan proses pendidikan (apa,bagaimana, dan
mengapa) yang memadai. Dalam pembelajaran misalnya, siswa diharapkan memahami secara bermakna fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, model, idea , dan hubungan antar idea tersebut; dan alasan yang mendasarinya, serta menggunakan idea itu untuk menjelaskan dan memprediksi proses-proses berikutnya.
Lerning to do : Artinya siswa memiliki keterampilan dan dapat melaksanakan proses pembelajaran yang memadai untuk memacu peningkatan perkembangan intelektualnya. Beberapa hal yang mendukung penerapan “learning to do” dalam pembelajaran adalah : (1) Pembelajaran berorientasi pada pendekatan konstruktivisme. (2) Belajar merupakan proses yang aktif, dinamik, dan generatif
Lerning to be: Artinya siswa dapat menghargai atau mempunyai apresiasi terhadap nilai-nilai dan keindahan akan produk dan proses pendidikan , yang ditunjukkan dengan sikap senang belajar, bekerja keras, ulet, sabar, disiplin, jujur, serta mempunyai motif berprestasi yang tinggi dan rasa percaya diri. Aspek-aspek di atas mendukung usaha siswa meningkatkan kecerdasan dan mengembangkan keterampilan intelektual dirinya secara berkelanjutan.
Lerning to live together in peace and harmony: Artinya siswa dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dalam proses pendidikan , melalui bekerja atau belajar bersama atau dalam kelas, saling menghargai pendapat orang lain, menerima pendapat yang berbeda, belajar mengemukakan pendapat dan atau bersedia “sharing ideas” dengan orang lain dalam kegiatan pembelajaran atau bidang lainnya.
18 Nilai dalam Pendidikan Karakter Bangsa Menurut Diknas
Ada juga nilai pendidikan karakter yang dibuat oleh Kementrian Pendidikan Nasional. Mulai tahun ajaran 2011, seluruh tingkat pendidikan di Indonesia harus menyisipkan pendidikan berkarakter tersebut dalam proses pendidikannya.
18 nilai-nilai dalam pendidikan karakter menurut Departemen Pendidikan Nasinal adalah:
- Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. - Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. - Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. - Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. - Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. - Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. - Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. - Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. - Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. - Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. - Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. - Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. - Bersahabat/Komunikatif
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. - Cinta Damai
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. - Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. - Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. - Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. - Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
9+1 Nilai Integritas yang dirilis KPK
Sedangkan KPK sebuah lembaga yang bergerak dibidang pemberantasan korupsi juga mengadakan gerakan tersendiri, kampaye yang dilakukan mulai dengan target penanaman nilai integritas pada anak-anak.
9+1 nilai integritas yang dirilis KPK, yakni :
1. Jujur
2. Peduli
3. Mandiri
4. Disiplin
5. Tanggung jawab
6. Kerja keras
7. Sederhana
8. Berani
9. Adil
serta sabar sebagai tambahannya.
Setelah tahu ada berbagai macam, apa yang akan Anda optimalkan untuk pendidikan karakter buat anak-anak di rumah? Semoga semua ini tak sekedar menjadi dokumen formalitas belaka, kelak akan lahir jiwa-jiwa berkarakter untuk membangun bangsa
Pendidikan adalah pembiasaan ., pembiasaan adalah proses
Proses inilah yang tampaknya menantang semua fihak yang terkait. Good Review Mbak