Luar Biasakah Fenomena Hujan Es di Indonesia?

Hujan Es di Bandung 19/4/2017

Dalam tahun 2017  ini, sudah ada beberapa daerah hujan es. Setelah Surabaya, tanggal 28 Maret 2017 di Ciracas-Cijantung, dan hari ini di Antapani Bandung. Adakah hubungannya dengan perubahan iklim global?

Hujan deras disertai angin kencang dan petir terjadi merata di daerah Bandung pada 19/4/2017 sekitar pukul 14.00.WIB. Bahkan di beberapa titik hujan disertai es.

Hujan es terjadi di sekitar Antapani, Lapangan Gasibu, Sabuga, Dago dan Cihampelas Bandung Timur.  Sedangkan ukuran es yang turun bervariasi dari butiran kecil hingga sebesar kelereng.

Sejumlah foto yang beredar di media sosial menunjukkan es terakumulasi di permukaan tanah serupa tumpukan salju. Namun ternyata fenomena hujan es ini berbeda dengan salju di daerah subtropis.

Hujan es bisa terjadi karena 2 kondisi yaitu :

Pertama, disebabkan oleh masa Pancaroba. Jika hujan tidak turun selama tiga hari berturut-turut, bisa jadi pada hari ke-4 akan terjadi hujan es disertai angin kencang.

Kedua, pada beberapa hari sebelum hujan es terjadi, masih ada hujan yang turun. Namun ada pagi yang amat panas dan matahari terik, kelembaban udara tinggi dan ada beda suhu yang cukup tinggi tiap harinya.

Hujan es di Ciracas – Cijantung 28/3/2017

Hujan es terjadi karena proses kondensasi yang kelewat dingin sehingga air yang menguap berubah menjadi kristal es. Kondensasi mencapai titik  dengan suhu -44 derajat celcius sehingga terbentuk butiran es.

Awan terbentuk adalah awan kumulonimbus. Awan jenis ini lebih kaya akan air dalam bentuk apadat daripada bentuk cair. Saat hujan turun ke bawah masih berupa bentuk padat yaitu butiran es.

Tentang akumulasi es yang bisa menerupai salju, itu disebabkan oleh intensitas hujan. Hujan  yang rapat dan diturunkan seketika, sehingga butiran es-nya terakumulasi. Namun akumulasi es itu hanya bertahan sebentar saja, paling lama hanya bertahan 10 menit di suhu ruang.

Hujan es berbeda dengan hujan salju. Hujan es bisa terjadi di belahan dunia manapun. Sedangkan hujan salju hanya bisa terjadi di wilayah lintang tinggi lebih dari 23,5 derajat Celcius. Jenis awan yang menyebabkan juga berbeda.

Awan yang menyebabkan salju yaitu jenis awan nimbus stratus. Salju juga bisa bertahan lama di atas permukaan tanah karena suhu dan tekanan udara daratan juga sangat rendah.

Kenapa hujan es bisa terjadi di daerah tropis? Termasuk di Indonesia? Ini jawabannya

Hujan terjadi akibat adnya perubahan uap air yang terkandung dalam awan menjadi titik-titik air, proses ini disebut presifitasi. Dalam kondisi normal, gumpalan awan akan berubah menjadi titik-titik air hujan, namun dalam kondisi tertentu, presifitasi bisa berlangsung secara “tidak normal”, dimana gumpalan awan yang berisi uap air tidak terururai dengan sempurna sehingga ketika turun masih berupa butiran-butiran menyeruapai kristal, hal tersebut bisa terjadi jika suhu udara turus drastic secara tiba-tiba.

Karena berbentuk Kristal, maka kecepatannya turun sampai ke permukaan tanah pun menjadi lebih tinggi, untuk butiran es dengan dengan diameter 1 cm, memiliki kecepatan 34 km/jam dan untuk butiran Kristal dengan ukuran yang lebih besar diameternya, misalnya 5 cm atau lebih, kecepatannya bisa mencapai 240 km/jam.

Butiran atau bongkahan kecil es tersebut yang kemudian berdampak terhadap kerusakan rumah, kendaraan dan tanaman di lahan pertanian.

Hujan es juga bisa terjadi pada daerah yang terbentuk awan Comulonimbus dalam jumlah banyak.

Awan jenis ini karena bentuk dan sifatnya yang padat, seringkali menyebabkan proses presifitasi berjalan dengan tidak sempurna, sehingga ketika uap air yang berada dalam awan tersebut turun sebagai hujan, sebagian masih berbentuk butiran-butiran Kristal.

Terbentuknya awan Comulonimbus cenderung terjadi pada masa pancaroba yaitu peralihan dari musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya, karena pada masa tersebut kondisi cuaca bisa berubah secara cepat dan tiba-tiba.

Kerusakan lingkungan akibat hujan es di Surabaya 8/3/2017

Hujan es bukan fenmena luar biasa. Yang harus dipersiapkan justru potensi kerusakan bangunan akibat angin kencang yang bisa merobohkan  pohon-pohon dan bangunan.

 

 

 

2 thoughts on “Luar Biasakah Fenomena Hujan Es di Indonesia?

Leave a Reply to Afifah Afra Cancel reply

Your e-mail address will not be published. Required fields are marked *