Jangan takut membuat sebuah resolusi ya… Dan aku semakin yakin resolusi yang kita bikin bisa menjadi nyata dengan sebuah do’a, tekad dan kesungguhan. Tahun lalu, kebetulan aku sempat menjadi panitia sebuah perhelatan dari tokoh Indonesia Bapak B.J Habibie. Tentu tak salah dong, aku bercita-cita ingin naik si burung besi.
Sang profesor pesawat terbang ini begitu mengagumkan. Hingga aku pun ingin naik pesawat terbang. Terbang tinggi sambil nyanyi lagu “Pesawatku” yang dipopulerkan artis Memes. Beberapa kali kesempatan hadir sebenarnya untuk menumpang terbang si burung besi, namun suami tak berkenan kami pulang kampung dengan pesawat. Meskipun harganya juga sangat terjangkau.
Yey…Alhamdulillah kesempatan akhirnya hadir. Bismillah deg-dengan kurasakan. Rasanya hampir tak percaya tapi nyata.
Tanggal 5 Mei 2017, benar-benar menjadi event yang tak terlupa. Yaitu saat aku mendapatkan hadiah trip visit AQUA di Jawa Timur.
Semalaman aku nyaris tak tidur, karena jam setengah 5 pagi aku sudah harus berada di terminal 1C Bandara Soekarno Hatta di Cengkareng-Tanggerang, karena dijadwalkan jam 6 pagi pesawatku terbang. Secara jam 12 malam aku insomnia, riwayat jika aku tidur, bisa-bisa jam 3 pagi aku belum bangun. Maka aku memilih tidak tidur dan menyibukkan diri beres-beres rumah dan mencuci malam itu. Aku akan meninggalkan suamiku sepekan, tentu aku ingin kebutuhan primernya terpenuhi saat aku tinggal.
Berangkatku sudah mepet, jam 3 pagi baru kubangunkan suamiku yang tidur untuk mengantarku ke Bandara. Jam setengah 4 kami baru naik gojek ke terminal Tanjung Priok untuk menumpang DAMRI ke Bandara Soeta.
Sayangnya, dompetku ketinggalan hingga aku harus balik ke rumah dan tidak bisa ikut keberangkatan DAMRI yang pertama dari terminal Tanjung Priok pagi itu. Terpaksa aku baru sampai Bandara Soekarno Hatta Terminal 1C baru pukul 04.55. Teman-teman sudah meninggalkan meeting point di KFC dan menuju antrian check in.
Karena panjangnya antrean, petugas memberikan kesempatan pada kami yang tak bertroli antri di tempat lain agar segera tertangani. Cukup keluarkan copian tiket, dan KTP asli untuk ditunjukkan pada petugas.
Teman-teman beberapa kali melakukan video call untuk melihat posisiku. Meskipun sudah kukatakan aku sedang check in, karena posisi check in yang berbeda membuatku ditunggu teman-teman dan sampai-sampai timbul salah paham. Mereka masih menungguku di area check in. Aku sudah naik di area boarding pass. Sungguh lihat wajah mereka bikin aku gak tega, wajah mereka cemas dan gemas. Dan gara-gara ini aku dijuluki Miss Slower oleh Pak Budi dari Tim AQUA.
Alhamdulillah, Last minute kami masuk pesawat Batik Air, penerbangan ke Juanda Surabaya. Bergegas kami mencari tempat duduk masing-masing. Aku bahkan tak sempat menengok dimana tempat pak pilot duduk.
Aku duduk sederet dengan Arum, Hanni, Mba Tati, Mba Ria Bilqis dan Innnayah. Awalnya aku coba adaptasi, kulihat penampilan dalam pesawat. Sekilas tak berbeda jauh dengan bis Patas AC, namun di tiap kursi disediakan monitor TV. Sebelum terbang rasanya gerah, dan aku begitu merindukan kipas angin ataupun AC.
Setelah kami duduk rapi. Pintu pesawat ditutup, ada intruksi untuk keamanan dan keselamatan penumpang ditampilkan di monitor TV. Tentang penggunaan sabuk pengaman, penggunaan alat bantu nafas jika dibutuhkan, kewajiban mematikan HP ataupun juga informasi darurat lain.
Bismillah…penerbangan dimulai pukul 6 pagi. Ternyata pesawat sangat jauh berjalan di darat sebelum mulai terbang. Hatiku dag dig dug rasanya. Ketakutan menjelma menjadi perasaan paranoid. Ini penerbangan pertama euy…
3 teman di sebelah kiriku begitu heboh. Hanni, mba Tati dan Arum bercerita dengan riuh sepanjang perjalanan sambil tergelak tawa. Obrolan mereka begitu keras, sampai-sampai aku merasa seluruh penumpang pesawat yang tidak memasang head set, busa-bisa mengikuti pembicaraan mereka yang seru.
Innnayah dan Mba Ria Bilqis lebih tenang. Innayah asyik memotret dan membuat video sepanjang perjalanan dengan kamera digitalnya. Memotret awan dan tempat-tempat di bumi yang terlintasi dan terlihat dari jendela pesawat.
Selain berdo’a aku berusaha menenangkan diri dengan menonton film maupun membaca majalah. Secara aku gak tidur semalaman, ternyata aku merasa pusing, akhirnya aku melakukan aktivitas menonton ataupun membaca. Dan usahaku untuk tidur tidak berhasil. Apalagi di ketinggian tertentu tiba-tiba aku merasa pendengaranku berkurang.
Awalnya aku gak cerita ke teman sebelahku yaitu mba Ria Bilqis, ternyata dia merasakan hal yang sama. Akhirnya aku dapat trik, untuk mengurangi masalah pendengaran, ternyata cukup dengan sering membuka tutup mulut dan memainkan rahang. Ngobrol bisa mengurangi rasa kurang nyaman di pendengaran ini.
Hahaha, aku jadi mikir. Teman-teman yang ceriwis sepanjang jalan mungkin dalam rangka mengurangi kurang nyamannya telinga. Mereka sudah beberapa kali terbang, jadi terasa deh pengalamannya.
Pramugari beberapa kali hilir mudik membantu penumpang. Mereka juga sibuk membagi snack dan air mineral. Alhamdulillah perut kosong karena berangkat Subuh, terisi sarapan.
Rasa naik pesawat ternyata hampir mirip naik mobil. Jika lewat awan seperti lewat jalan makadam di daratan. Saat belum terbang terasa panas udara, begitu sudah di atas kami baru merasa segar. Rasa tak nyaman di telinga ternyata efek dari perubahan tekanan udara dan ketinggian pesawat saat terbang.
Alhamdulillah penerbangan sukses, meskipun ketika hampir take off pesawat muter-muter beberapa kali di daerah Juanda karena landasan sedang penuh. 1,5 jam lebih sudah terlewati, dan pukul 7. 45.WIB pesawat mendarat di bandara Juanda Surabaya, Jawa Timur.
Ini pengalamanku terbang pertama kali, Insha Allah gak kapok terbang dengan burung besi lagi. Do’akan ada rezeki naik pesawat lagi ya… Rezeki yang tak melulu soal uang tapi juga kesempatan dan kesehatan.
Terima kasih #AQUALestari
Helooooo Mbak Gesang…wah..keren..salut deh buat yang baru pertama kali terbang udah baik banget sikonnya…tenang mbak..ntar lama2 ketagihan kayak anak2ku…suamiku sih sering terbang kalau dinas dari kantor tapi jari2 tangannya suka keringetan akibat takut terbang hehehe…