Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta : Gerbang Berjuta Cinta Untuk Indonesia

“Tak kenal maka tak sayang, tak tahu maka yuk kenalan dulu…!”

Ha…ha…peribahasa ngasal, tapi beneran lho, jika kita hanya tahu sekilas tanpa kenalan pasti adanya tebak-tebakkan, jatuhnya malah berprasangka. Nah daripada banyak menebak-nebak tapi rentan salah jawabannya mending kita tanya ke sumbernya langsung. Yuk…!

Pernah dengar Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta yang ada di Cengkareng sedang direnovasi kan? Pembangunannnya sudah berlangsung sejak pemerintahan Presiden SBY, sekitar 3,5 tahun yang lalu dimulainya. Beberapa pekan lalu saya sempat mengulas sedikit tentang kemegahannya di sini.

Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta ini dalam renovasinya membutuhkan dana sekitar 4,7 Milyar rupiah dan sampai siap beroperasi nanti diperkirakan menghabiskan dana hingga 7,5 Milyar rupiah. Dana yang dihabiskan memang lumayan besar, namun jika kita tahu apa fungsi kehadiran bandara di sebuah negara maka tak sayang bagi kita membangun sebuah bandara dengan kemegahan yang optimal.

Bandara yang bisa diibaratkan teras rumah, yang bisa memikat orang yang lewat untuk mampir karena membayangkan betapa indah kondisi di dalam rumah bersangkutan. Itulah tujuan dibangunnya bandara dengan keindahan yang optimal.

Sabtu tanggal 2 Juli 2016, saya berkesempatan mendatangi kembali Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta Cengkareng. Saya datang bersama teman-teman blogger dan vlogger dari sahabat Liputan 6 dot com. Kedatangan kami disambut oleh bapak Haerul yang merupakan salah satu tim arsitek di terminal 3 Bandara Soekarno Hatta.

Pembangunan Terminal 3 sempat disebut dengan istilah “ultimate” karena sudah dibangun dengan upaya yang optimal. Area seluas 2,4 km telah optimal didirikan bangunan seluas 1,4 km. Sehingga bangunan Terminal 3 Bandara Soeta ini dinobatkan sebagai bandara terluas di Indonesia.

Jika dibandingkan dengan Terminal 1 dan 2 Bandara Soeta, kehadiran Terminal 3 yang baru ini ibarat memberikan air pada kerongkongan yang dahaga. Daya tampung di Terminal 1, 2, dan 3 awalnya terbatas, namun dengan kehadiran terminal 3 ini diharapkan nantinya jumlah penumpang yang transit akan bertambah.

Bahkan diharapkan penumpang dari Luar Negeri yang transit akan menaikkan minatnya tak sekedar transit tapi juga berkunjung ke berbagai daerah tujuan wisata andalan indonesia sehingga diharapkan bisa meningkatkan pendapatan negara dari devisa.

Keunikan Terminal 3 tidak hanya dari unsur teknologi saja, berbagai ornamen  yang menggambarkan identitas art dan culture juga sangat diperhatikan. Memang konsep pembangunan  terminal 1 dan 2 sangat berbeda dengan konsep pada terminal 3. Pada terminal 1 dan 2 warna merah bata dan unsur kayu sangat mendominasi sehingga membuat warna Indonesia yang alami sangat tersa.

Sedangkan konsep pembangunan di terminal 3 lebih mengedepankan unsul metal yang bernuansa modern. dominasi logam dan kaca juga minimnya unsur kayu terlihat sangat membuat perbedaan yang mencolok dengan terminal 1 dan 2.

Tak hanya di dalam area terminal 3, di jalan menuju area terminal 3, jika kita jeli, ada ornamen baru yang dipasang berupa hiasan penjor atau tiruan petir sebagai ungkapan selamat datang, yang berjarak 400 m dari patung garuda yang juga baru dipasang. Sedang patung Soekarno Hatta yang lama dipindah di bundaran prasasti dekat pintu kargo.

Dua belas orang seniman diberdayakan untuk ikut memberikan nuansa identitas budaya Indonesia di area Terminal 3 bandara Soekarno Hatta ini. Mereka adalah seniman-seniman yang begitu dihargai di Luar Negeri.

Ada lukisan yang dipasang di salah satu gate yang merupakan karya dari seniman Indonesia. Kami diperlihatkan lukisan karya Pak Nashirun yang berupa gambar tiga dimensi Soekarno Hatta. Jika kita amati dengan konsentrasi tinggi lukisan itu seperti hidup. Lukisan Soekarno Hatta bisa melirik ke kanan atau ke kiri.

Melihat ini saya teringat lukisan serupa di Museum Bung Karno yang terletak bersebelahan dengan Perpustakaan Bung Karno di Blitar Jawa Timur. Lukisan di Blitar yang kelihatan bergerak dadanya. Degub jantung Bung Karno di lukisan di Blitar seperti hidup sehingga beberapa orang yang mempercayai ilmu klenik sangat mengkultuskan lukisan tersebut dan menganggapnya keramat.

Selain lukisan Pak Nashirun dipajang juga lukisan karya Don Sardono W. Kusumo yang berupa lukisan abstrak bertema macam  moda transportasi.  Lukisan karya Galam Goerelas juga dipajang nantinya. Ketika beroperasi nanti mobil Pak Nashirun yang telah dihiasi lukisan (painting car) telah disewa Angkasa Pura II untuk dijadikan mobil icon pas launching selama beberapa bulan.

Acara Sabtu itu merupakan acara temu Dirut Angkasa Pura II bersama para Blogger dan Vlogger sekaligus buka bersama. Bertajuk Bangga Menjadikan Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta sebagai Gerbang Pariwisata Indonesia. Hadir pula Cut Meme artis yang juga sering memanfaatkan pesawat terbang sebagai moda transportasi untuk berkumpul dengan suaminya yang merupakan warga negara Canada.

Menurut Cut Meme,Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta mirip dengan bandara

Pada prinsipnya bandara ini telah selesai 90%, hanya saja ijin operasional dari Dinas Perhubungan belum diberikan. Beberapa proses penyempurnaan bangunan mesti harus dilakukan oleh Pihak Angkasa Pura II.

Awalnya, Semarang, Solo, Yogyakarta, balikpapan, Padang. Seblm 17 agustus 2016 setelah dpt ijin operasional  dr dinas perhubungan akan dipindahkan seluruh penerbangan domestik, bln sept/oktober akan dipindah internasional garuda, akan pindah semua internasional pada bulan maret 2013.

 

danau Toba Silangit

Leave a Reply

Your e-mail address will not be published. Required fields are marked *