Fashion di Indonesia tengah giat dikembangkan sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan sebagai bagian dari masyarakat ikut memikul tanggung jawab membangun negeri dan memberikan dampak positif yang besar bagi kesejahteraan industri mode Indonesia pada umumnya serta kepada asosiasi pada khususnya. Sehingga tak muluk, jika tahun 2025 Indonesia memiliki target untuk bisa penjadi pusat fashion muslim melalui produk ready to wear craft fashion yang mengoptimalkan kekuatan lokal.
Indonesian Fashion Chamber (IFC) sejak dideklarasikan pada 16 Desember 2015 lalu telah banyak melebarkan sayapnya dengan merangkul banyak desainer professional juga para pelaku industri kreatif lainnya yang tersebar kini di 12 chapter atau unit yang berada di sejumlah kota besar di Indonesia, antara lain DKI Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Padang, Makasar, Pontianak dan Malang. IFC telah dilahirkan dengan mengusung “togetherness in creativity”.
National Chairman IFC Ali Charisma dalam acara perayaan ulang tahun yang pertama IFC di Neo Soho Podomoro Mall hari Selasa 15 Desember 2016 lalu mengatakan bahwa IFC bercita-cita menjadi tuan rumah industri mode di Indonesia. Suasana ceremonial ulang tahun IFC begitu meriah. Ditandai dengan potong tumpeng, acara ini dihadiri para desainer, tamu undangan dan berbagai media yang bekerjasama.
Kini tak kurang dari 150 desainer bergabung. IFC membuka pintu selebar-lebarnya bagi pelaku industi kreatif selain para desainer untuk bergabung untuk saling berkolaborasi dalam memperkuat mode Indonesia di kancah Internasional tanpa meninggalkan pasar lokal.
Tidak hanya desainer-desainer baju saja yang bisa bergabung dalam IFC. Para desainer aksesoris, tas, sepatu, tekstil hingga berbagai komunitas mode juga bisa bergabung dengan IFC. Bahkan kedepan rencananya akan dibentuk IFC Community yang beranggtakan ibu-ibu rumah tangga. Jadi ibu-ibu yang hobi dan memiliki minat/kecenderungan pada mode bisa bergabung. Unit-unit di tiap daerah bisa mengkoordinir mereka, misalnya dalam diskusi trend mode, warna, tips berpakaian dan lain-lain.
Tahun 2017 sekitar bulan Mei, IFC akan membuka sebuah markas besar di Bali dengan luas area sekitar 1000 meter persegi. Di area itu akan dikonsep sebagai tempat untuk memfasilitasi perkembangan mode, bagi kita yang ingin meminjam baju, butuh stylish, akan disediakan tiap harinya. Jika ingin syuting di tempat itu juga bisa ataupun sekedar konkow di kafe ada fasilitas IFC yang bisa kita manfaatkan.
Dalam kesempatan ini IFC melakukan soft opening retail store mereka yang terletak di Neo Soho Podomoro Mall lantai 1 yang diberi nama d2-i (dibaca: di two-ai). “ Pemberian nama tersebut diambil dari singkatan dari desainer-desainer Indonesia. Pengucapan d2-I dalam bahasa Inggris (di two-ai) itu jika didengar seperti pelafalan kata ‘dituai’ atau ‘menuai’ dalam bahasa Indonesia. Di sini sebuah isyarat bagi IFC harus kreatif sehingga hasilnya kelak bisa dituai,” lanjut Ali.
d2-i merupakan concept store yang menyajikan beragam produk ready to wear craft fashion hasil karya para anggota IFC sebagai bentuk dukungan kepada desainer lokal. Kedepan diharapkan concept store ini bisa diduplikasi di daerah lainnya.
Perjalanan IFC selama satu tahun terakhir banyak menyelesaikan berbagai macam program kerja seperti misalnya pada bulan Mei 2016, menggelar pameran dagang sebagai wadah bagi pelaku usaha fashion di tanah air untuk meningkatkan potensi bisnisnya antara lain ajang MUSLIM FASHION FESTIVAL INDONESIA sebuah acara yang mengetengahkan Fashion Show, Seminar , Workshop , Exhibition yang diikuti lebih dari 400 brand dari UKM/IKM dan garment, serta lebih dari 200 designer busana muslim .
Muslim Fashion Festival Indonesia(MuFFest) dan Ramadhan in Style yang ditujukan untuk meningkatkan industri busana muslim di Indonesia sebagai langkah konkret dalam mewujudkan Indonesia sebagai sebagai pusat fashion muslim dunia. Serta pameran dagang yang mengusung isu ethinical fashion, suistable fashion dan fair trade untuk memacu kompetensi pelaku bisnis fashion di tanah air.
Selain agenda tahunan tersebut, IFC rutin menggelar beberapa kegiatan sebagai usaha untuk menguatkan branding dan bisnis bagi pada desainer dibuatkanlah pameran retail rutin bertajuk FASHION TUESDAY MARATHON bekerjasama dengan Cilandak Town Square ( Citos ) dan RAMADHAN IN STYLE bertempat di Gandaria City . IFC pun bekerjasama dengan badan ekonomi kreatif dan Kementerian Perdagangan dalam pameran Trade Expo Indonesia (TEI) 2016.
IFC turut mengarahkan para pelaku industri fashion di Indonesia khususnya para anggotanya untuk mengikuti ajang Fashion Week maupun pameran dagang skala Internasional semacam pameran dagang yang berorientasi pada B2B di pasar International, Hongkong Fashion Week , Asia’s Premier Fashion ( Centerstage)-Hongkong , Who’s Next Paris , Istanbul Modest Fashion Week – Turkey, Indonesia Weekend di London, Jakarta Fashion Week di Jakarta , Mercendes Benz Fashion Week , Malaysia Fashion Week .
Tak sekedar itu , ditanggal 28-29 May 2016 bertempat di Potter’s Field Park London –UK , IFC turut serta membantu pemerintah dalam diplomasi ekonomi & budaya guna menaikkan target kunjungan pariwisata melalui event Indonesian Weekend yaitu sebuah acara yang mengangkat 5 unsur : kuliner, musik , fashion, travel dan budaya.
Dalam bidang riset dan pengembangan IFC konsisten melakukan penelitian berbasis pada ekositem industri fashion yang mengacu pada knsep inovasi, branding, kekayaan lokal dan kepedulian akan lingkungan. Kerjasama juga dibangun bersinergi Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) serta asosiasi desainer interior produk dan tekstil dalam merancang acuan Indonesia Indonesia Trend Forcesting , program pelatihan berstandar SKKNI ( Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia ) serta membantu memberikan masukan silabus pengajaran pada mata pelajaran pendididkan SMK Tata Busana diberbagai daerah di Indonesia .
IFC menekankan pada meningkatnya kualitas SDM bukan hanya dari segi kreativitas saja, namun juga sesuai ekosistem fashion yaitu kreasi, produksi, distribusi dan pemasaran.
Dalam bidang bisnis FC mengarahkan pada terciptanya bisnis fashion yang mengacu pada konsep inovasi branding kekayaan lokal dan kepedulian akan lingkungan. Antara lain dengan mengembangkan model usaha (bussiness model) melalui kolaborasi dengan pihak industri textile dan garmen yakni Argo Manunggal dalam merilis empat merek ready to wear yang diharapkan dapat terus berlanjut menetaskan merek-merek baru yang berkekuatan lokal konten.
“Kami menyadari usia 1 tahun adalah usia yang masih sangat muda kami masih memerlukan banyak waktu untuk berkembang dan mewujudkan banyak cita-cita dan impian kami program dan kegiatan ISC sejauh ini memang lebih ditekankan pada peningkatan kualitas anggota IFC baik dari segi pendidikan desain dan bisnis dalam upaya memperkuat pondasi industri fashion di tanah air secara bersamaan kami juga melakukan berbagai program dan kegiatan untuk menggabungkan potensi fashion Indonesia di kancah Internasional dengan harapan IFC dapat menjadi organisasi yang diperhitungkan di tingkat Nasional dan dapat mewakili Indonesia di jaringan International,” papar Ali Kharisma nasional Chairman IFC.
Dan sebagai penutup acara, ditengah rintik hujan yang ternyata menemani, dilaksanakanlah trunk show yang mewakili rancangan anggota IFC dari 8 chapter IFC yaitu, Jakarta, Bandung, Pontianak, Semarang, Medan, Yogyakarta, Surabaya dan Malang.